RSD KERTOSONO MELIBATKAN DIRI PADA ACARA BOYONG NATAPRAJA DAN SEDEKAH BUMI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2025.

Nganjuk Lintasnasional99 - Budaya atau tradisi merupakan suatu kebiasaan yang tak akan lupa begitu saja dibenak masyarakat Indonesia terutama suku Jawa. Karena melaui proses tradisi tersebut adad istiadad serta tata kelola kehidupan masyarakat terbentuk. Terlebih tradisi menjadikan masyarakat tidak akan melupakan sejarah sehingga kebiasaan tersebut tak akan lekang dimakan waktu dan tak akan usang tergilas zaman. 

Seperti halnya yang terjadi saat ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk kembali menyelenggarakan acara Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi Tahun 2025.Ribuan pasang mata sebagai saksi bisu dalam gelaran kolosal yang menyita perhatian banyak penonton selama prosesi sejarah tersebut.Yang lebih membanggakan lagi adalah, keikut sertaan dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD)se Kabupaten Nganjuk. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis  12 Juni 2025.Peserta yang ikut memeriahkan kegiatan tersebut bukan hanya dari lingkup pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk saja, namun beberapa Ormas dan kelompok masyarakat dan kepemudaan juga tumpah ruah dalam agenda  Boyong Natapraja  tersebut.

Agenda budaya yang membius ribuan wisatawan lokal maupun wisatawan asing ini merupakan daya tarik tersendiri di wilayah Kabupaten Nganjuk.Gelaran atau agenda budaya ini melibatkan Keluarga besar Rumah Sakit Daerah Kertosono, dalam hal ini puluhan personil dari RSD Kertosono ikut ambil bagian untuk berpartisipasi memeriahkan gelaran budaya tersebut, dari mulai staff,pejabat struktural, kepala instalasi/ruang dengan semangat empat limanya mengikuti prosesi budaya berupa Boyong Natapraja.Dari puluhan personil RSD Kertosono ini ditugaskan sebagai peserta dalam arak arakan budaya sebagai pembawa pataka,dan berbagai pembawa atribut lainya. Dengan mengenakan baju bathik lurik sebagai ciri khas masyarakat Nganjuk. 

Prosesi Boyong Natapraja Kabupaten Nganjuk merupakan bukti sejarah di masa lampau yang diuri -  uri hingga saat ini.Keberadaan pusat pemerintahan Kabupaten Nganjuk yang sebelumnya berada di kecamatan Berbek dan dipindah di Kecamatan Nganjuk.Dalam prosesi sejarah inilah Kabupaten Nganjuk berdiri.Sehingga melalui Boyong Natapraja dan sedekah buni tahun 2025 inilah Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk menunjukan betapa beratnya membuat pusat pemerintahan kepada masyarakat.Kegiatan Goyong Natapraja Kabupaten Nganjuk dimulai dari Alun Alun Berbek tepat pukul 12.00 wib dan akan berakhir di Pendopo Kabupaten Nganjuk. 

Rumah Sakit Daerah Kertosono pada kegiatan Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk tahun 2025 ini bukan hanya sebagai peserta arak arakan budaya, namun RSD Kertosono merupakan  koordinator tim kesehatan.Sehingga puluhan personil mulai dari tim medis sampai dengan tim kesehatan diterjukan langsung pada kegiatan  tersebut. Bahkan sepanjang jalan yang dilalui oleh peserta kirab juga disiapkan tenaga medis dan mobil ambulance untuk berjaga jaga bila mana terjadi insiden yang memerlukan tindakan dan pertolongan segera."Memang kita ditunjuk oleh dinas kesehatan Kabupaten Nganjuk sebagai koordinator tim kesehatan dalam acara ini, sehingga kami juga selalu siap dan siaga ketika terjadi hal hal atau insiden yang berkaitan dengan kesehatan untuk melakukan tindakan dengan segera "kata salah satu petugas kesehatan dari RSD Kertosono pada awak media,Kamis 12/06/2025.

Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk melalui Panitia pelaksana Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi Kabupaten Nganjuk 2025 ini berharap semoga even budaya semacam ini sebagai promosi budaya tahunan yang akan membawa dampak positif bagi kebupaten daerah khususnya Kabupaten Nganjuk.Serta akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun internasional. 


Luapan suka cita melalui pawai budaya yang dikemas apik ini melambangkan suka cita dan perjuangan bersama masyarakat, baik waktu panen ataupun dalam suasana apapun yang dibarengi dengan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa akan lebih bermakna.Upacara tradisi yang diakhiri dengan purakan gunungan atau rebutan tumpeng ini melambangkan kegotong royongan dalam melestarikan budaya yang tertuang dalam pupukan semangat dalam membangun negeri.(£my.sr)