Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam amanatnya, ia menegaskan pentingnya mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah dinamika global dan tantangan era digital.
“Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga fondasi moral dalam membangun karakter bangsa. Di tengah gempuran arus informasi dan disrupsi teknologi, ideologi ini harus menjadi kompas bersama agar Indonesia tetap satu dalam keberagaman,” tegas Emil dalam sambutannya.
Upacara tersebut dihadiri oleh Bupati Blitar,Walikota Blitar,Wakil Walikota Blitar jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur, Forkompinda Kota Blitar dan Kabupaten Blitar perwakilan TNI dan Polri, tokoh masyarakat, pelajar, serta elemen organisasi kepemudaan dan keagamaan. Kehadiran masyarakat umum yang memadati Alun-Alun Blitar turut menambah kekhidmatan peringatan ini.
Kota Blitar, Simbol Historis dan Ideologis
Pemilihan Kota Blitar sebagai lokasi utama upacara bukan tanpa alasan. Kota ini dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Presiden Soekarno, Proklamator Kemerdekaan dan tokoh sentral dalam perumusan Pancasila. Nuansa sejarah terasa kuat dalam setiap rangkaian acara, termasuk pembacaan teks Pancasila dan lagu-lagu perjuangan yang menggugah semangat nasionalisme.
Sehari sebelumnya, Pemerintah Kota Blitar juga menggelar Kirab Pancasila dan Pawai Lentera dari Istana Gebang menuju Kantor Wali Kota Blitar. Meski diguyur hujan, ribuan peserta dari berbagai kalangan tetap antusias memeriahkan tradisi tahunan tersebut.
Momentum Refleksi dan Komitmen
Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momentum strategis untuk merefleksikan komitmen seluruh elemen bangsa terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan akan terus mengarusutamakan pendidikan karakter berbasis Pancasila dalam berbagai program pembangunan dan kebijakan publik.
“Kita ingin memastikan bahwa Pancasila tidak hanya dihafal, tetapi benar-benar dihayati dan diamalkan dalam tindakan nyata, mulai dari rumah, sekolah, hingga ruang-ruang kebijakan,” tutur Emil.
Dengan semangat kebersamaan dan persatuan, Jawa Timur mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga dan memperkokoh sendi-sendi kebangsaan, menuju Indonesia yang lebih kuat, adil, dan beradab.(tri)
